Nilai dibalik Kejujuran

Siang ini panasnya kota Jakarta sangat not public, si Dula yang saat itu sedang menyeduh seember kopi di bengkelnya tiba-tiba di kejutkan dengan suara cewek.

“maaf bang kendaraanku bocor nih,bisa tambalin  gag?” sambil nunjuk truk gowes yang dikendarainya.

Dula terdiam sejenak melihat seonggok wanita yang berdiri dihadapannya.

“bangggg !!” sapa wanita itu untuk yang kedua kalinya.

“oh iyah neng,bisa bisa” jawab Dula sambil mengangguk-anggukan hidungnya tanda bahwa dia mengerti.

Kemudian Dula mulai menambal ban dalam wanita tersebut (hati-hati memahami kalimat ini). Sembari menambal ban,terkadang mata Dula mencuri-curi pandang kearah wanita itu. Dula sebenarnya terpesona padanya, dan ingin mengajak wanita tersebut berkenalan.


Perlahan Dula mulai mengumpulkan keberanian,dan memberanikan diri memulai perbincangan.

“Dari mana neng”  Dula berbicara dengan bibir berguncang sekuat 4 SR.

“abis ke mall bang” jawab wanita tersebut sembari menebarkan senyum simetrisnya.

....... *perbincangan berlanjut sampai kick off piala dunia Brazil vs Croatia *


Setelah peristiwa tersebut Dula akhirnya mengetahui bahwa wanita itu ternyata bernama Empi. Perbincangan mereka pun berlanjut via sms. Sedetik , dua detik, tiga detik berlalu begitu cepat. Dan seketika itu pula Dula seperti mendapat getaran-getaran di pantat dada,....yah fix Dula mulai jatuh cinta kepada Empi. Dengan segala cara Dula selalu memberikan perhatian, tak jarang pula Dula membelikan Empi barang favoritenya yaitu kapur barus untuk keperluan mandinya. Ternyata ini adalah rahasia perawatan kecantikan Empi, tak heran Empi selalu terlihat putih berserih di setiap kesempatan.

Seabad berlalu.....hingga kulit Empi mulai menunjukan lipatan lipatan akhirnya Dula mulai menyatakan perasaannya.

“Empi mau ngga kamu jadian sama aku” dengan nada yakin Dula menyatakannya.

“Maaf Dul,tp aku gag bisa” jawab Empi yang saat itu sedang ngemil daun sirih.

“kenapa gag bisa Em?” tanya Dula yang seakan tidak percaya dengan jawaban tersebut.

“karena kamu terlalu baik” jawab Empi lagi.

Keesokan harinya gara-gara pernyataan Empi si Dula berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara api, kemudian mulai menyerang negara air.

Pernah mengalami peristiwa ini??atau mungkin malah kamu pernah melakukannya?ya kan ya kan??
Sebenernya apa yang ada di benak oknum yang melakukan penolakan dengan cara seperti ini??apa yang membuat kalian tega melontarkan kata-kata itu?Nyesek nyot *kebawa suasana*

Yapss menurut saya kata-kata yang terlihat memuji ini kurang pantas untuk dijadikan alasan. Lebih baik kalian meberikan alasan yang lebih logis seperti misalnya :
“kamu terlalu cakep, aku takut nenekku naksir kamu jadi aku gag bisa nerima kamu” (ehh ini sama aja deh)

*kembali serius pren*

Alangkah baiknya jika kalian menolak dengan menyatakan hal yang sejujurnya,misalkan ada beberapa sifat si dia yang membuat kamu ngga cocok dengannya. meskipun jujur memang menyakitkan setidaknya mereka bisa mendapatkan pelajaran berharga, dan mungkin dengan kejujuran tersebut orang tersebut dapat menjadi pribadi yang lebih baik untuk kedepannya.

Sekian dulu postingan kali ini, mohon maaf jika ada salah-salah kata. Ambil sisi positif dari postingan ini dan buang sisi negatifnya.  (sambil miripin muka sama mr.Tukul).

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »